[Amerika Serikat] Serba “Cloud” di LegalTech 2014
Cloud computing (komputasi awan) makin menggairahkan dan masif menyerbu pasar teknologi informasi, karena relasi antara cloud dan “mobile activity” sudah seperti dua sejoli. Seperti Hawa tercipta di dunia, untuk menemani sang Adam, begitu kira kira pengibaratannya, mengutip lirik lagu. Selain itu tidak dapat dipungkiri mobile apps juga dirasakan faedahnya dalam peningkatkan kinerja dan produktivitas. Maka dari itu banyak software developer mengembangkan tools untuk mengelola dan mengintegrasikan layanan cloud dengan layanan teknologi berbasis web untuk legal industry.
Pemakaian teknologi cloud computing oleh para legal professional khususnya pengacara dan firma hukumnya nampaknya merupakan suatu awal yang baik dalam relasi pemakaian teknologi informasi. Dilansir dari lawtechnologynews pada (3/2/2014), hal ini bukanlah suatu hal yang mengejutkan, karena kemampuan produk cloud sudah berada dalam tahap “mature” dalam hal penyimpanan, pengiriman, penyediaan dan pemakaian pada lingkungan kerja. Beberapa penyedia layanan cloud computing juga sudah melakukan koordinasi dan kerjasama dengan IT team dari firma hukum yang mengurusi urusan teknologi informasi di firma hukum, terkait layanan cloud computing yang akan dipergunakan.
Tools yang sering dipergunakan oleh pengguna berkaitan dengan mutltiple cloud apps akan diintegrasikan dan dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung produktivitas kerja. Lebih dari itu, software untuk legal industry seperti Themis Solutions dengan Clio dan Rocket Matter yang juga terintegrasi dengan layanan cloud seperti Dropbox, Evernote, Xerp dan Google Apps.
Sleian itu Saas, juga menyediakan infrastruktur terintegrasi layanan web tools yang dapat dipergunakan untuk membuat tampilan dashboard atau integrasi lainnya dengan mudah serta memindahkan informasi yang difasilitasi oleh sistem ini. Berdasarkan ABA Legal Technology Survey Report 2013 mengindikasikan bahwa 3 produk yang paling sering dipergunakan dalam cloud computing adalah layanan dari Dropbox, Google Drive dan iCloud.
Layanan cloud seperti Otixo dan Cloudfuze menawarkan kemampuan untuk memindahkan file dengan proses multiple cloud storage accounts. Jika menggunakan Dropbox dan data kantor berada di box, layanan ini dapat dipergunakan untuk memindahkan file diantara dua akun cloud. Hal ini untuk menghindari sinkronisasi data pribadi dengan data kantor pada personal device.
Keduanya mempunyai aplikasi mobile yang diperlukan pengguna saat memindahkan file dari Apple iOS dan Android. Namun keduanya adalah layanan berbayar, karena layanan freemium masih belum disediakan, maka dari itu jika para professional legal ingin memakai layanan itu, harus bersedia merogoh koceknya untuk membayar.
SanDisk juga mempunyai aplikasi Android gratis yang dinamakan Memory Zone yang dapat dipakai untuk melengkapi memory card namun juga dapat dipakai untuk file transfer diantara kedua layanan itu. Pengguna Apple iOS dapat memakai aplikasi seperti Cloud Commander atau iStorage 2 HD. Namun pengguna harus mencermati untuk mengetahui aplikasi mana yang tepat untuk pengguna.
EleEditor nampaknya lain dari yang lain dalam pengelolaan file cloud, karena terintegrasi dengan akun evernote dan menyediakan beberapa tools tambahan untuk pengorganisasiannya. Bagi pengguna yang kesulitan dengan riset online, tools ini nampaknya sesuai. Meskipun Evernote tampaknya adalah tools yang powerful namun terdapat kekurangan pada page level organisasinya dibandingkan dengan aplikasi dari Microsoft, OneNote Web App. Sedangkan EleEditor memberikan menu page untuk pengorganisasiannya ke evernote.
Teknologi cloud computing dan aplikasinya yang sudah tergolong “mature” akan memberikan kemudahan dengan cara yang berbeda dalam menggunakan layanan web. Trend layanan cloud yang tidak menyediakan pola freemium nampaknya akan mendorong pihak lain untuk membangun small parts dalam bentuk berbeda sehingga dapat melayani para legal professional yang melakukan pekerjaannya secara mobile.