[Australia] : “Penghuni Liar” Dulu, Pemilik Properti Kemudian
Baru baru ini suatu putusan di pengadilan New South Wales menyatakan tentang “penghuni liar” yang akhirnya berhak untuk menguasai dan memiliki property menjadi perbincangan hangat. Perkara ini bermula saat keluarga Henry Thompson Downie yang meninggalkan rumah itu dalam keadaan kosong. Lalu, menurut keterangan di pengadilan, rumah itu di tinggalkan sejak usai perang dunia ke dua.
Pada 1998, datanglah Bill Gertos yang melihat rumah kosong tidak berpenghuni dengan kondisi yang menurut dia “menyedihkan” dengan pintu sampingnya yang terbuka dan nampak tidak terurus. Lalu dia mulai memperbaiki rumah itu, mengganti kunci pintu rumah dan menyewakannya kepada pihak lain. Gertos menghabiskan dana sekitar AUS $ 35.000 untuk memperbaiki rumah itu pada 1998 dan mengeluarkan dana lagi sekitar AUS $ 108.000 pada 2014 untuk memperbaiki lagi. Nilai properti itu kini jika ditaksir harganya menjadi sekitar AUS $ 1.6 juta.
Kemudian saat Gertos mendaftarkan rumah dan tanah itu untuk dibalik nama atas namanya pada 2017 sesuai Real Property Act, dia memperoleh perlawanan dari pemilik asal rumah itu, yaitu keluarga Henry Thomson Downie, sebagaimana kabar dari msn.com.
Hakim pemeriksa perkara itu, Rowan Darke menemukan fakta kalau Gertos sudah mengeluarkan uang untuk memperbaiki rumah, membayar pajaknya dan menyewakannya kepada pihak lain. Makah al ini berarti Gertos sudah bertanggung jawab memelihara properti itu dan kemudian dia dapat dianggap sebagai pihak yang menguasai rumah itu.
Tapi hal itu dibantah oleh para penggugat, karena mereka tidak setuju kalau rumah itu diabaikan begitu saja oleh keluarganya. Alasan keluarganya meninggalkan rumah itu karena ada kabar tidak buruk beredar usai perang dunia dua menyangkut warga kulit putih, sehingga mereka harus meninggalkan rumah itu. Mereka juga tidak setuju dengan alasan rumah itu dalam keadaan rusak. Tapi kemudian mereka dihubungi pihak kepolisian pada 2017 menyangkut persoalan rumah itu. Para tetangga di kawasan itu juga disebutkan kecewa dengan putusan pengadilan dan menyebutnya tidak adil terhadap kedudukan pemilik asal.
Hal ini kemudian memperoleh sorotan Profesor Cathy Sherry, dari University of NSW property law specialist. Menurutnya, itu adalah doktrin lama yang berlaku dalam hukum properti. Kepaada abc.net.au, dia mengatakan jika seseorang mengguasai tanah maka dia dapat dianggap sebagai pemilik atas tanah itu. Hukum itu pada masanya di awal 1900-an di New South Wales dimaksudkan kepada komunitas besar yang populasi buta hurufnya tinggi. Seperti juga di Inggris pada 200 tahun lalu, mereka juga tidak memiliki dokumen bahwa mereka memiliki tanah.
Di Australia, jangka waktu seorang “penghuni liar” harus menduduki atau menguasai properti berbeda antar negara bagian. Di South Australia, praktik ini adalah ilegal. Tapi “penghuni liar” dapat mendaftar untuk memperoleh kepemilikan jika mereka dapat membuktikan telah menghuni properti itu selama masa 15 tahun tanpa perlu izin dari pemilik yang sah atas properti itu. Di negara bagian Victoria, masa 15 tahun juga diberlakukan. Sedangkan di Queensland, News South Wales dan Western Australia masa menghuni yang diberlakukan adalah 12 tahun.
foto credit : Properti obyek sengketa/ABC/arsip