[Amerika Serikat] Memfilmkan E-Discovery
E-discovery sedang menjadi perbincangan hangat di Amerika Serikat, gegap gempita teknologi informasi memberikan nuansa baru terhadap suatu pencarian konten yang dipergunakan untuk proses peradilan atau penyelidikan. Hal ini memerlukan pengidentifikasian konten yang tersebar pada berbagai laptop, server email, server file dan sumber lainnya.
Berkaca pada e-discovery dimana pola pencarian dokumen pada jagat teknologi informasi semakin menyeret manusia untuk bergantung kepada teknologi informasi. Maka efek turunan dari ketergantungan itu adalah pola adaptasi kehidupan manusia terhadapnya, yaitu dengan penyesuaian aturan hukum yang berlaku yang berkaitan dengan teknologi informasi.
Sebagaimana dilansir dari lawtechnologynews.com pada (29/03/2014), yang menyilakan penikmat film untuk menyaksikan suatu film yang berkisah tentang e-discovery, yang disutradarai oleh Joe Looby diputar premiernya di Middletown, New York pada Hoboken International Film Festival pada 31 Mei dan kemudian diputar lagi pada 21 Juni pada Manhattan Film Festival. Looby yang pernah menempuh studi pada jurusan teater dan ekonomi di Fordham, juga pernah menempuh pendidikan hukum pada Albany Law School. Selain dikenal sebagai pembuat film dia juga pernah bekerja pada US Navy’s Judge Advocate General Corps dan juga pernah bekerja sebagai pengacara yang berkonsentrasi pada hukum lingkungan di wilayah New York. Perusahaannya bernama 10th Mountain Films terinspirasi dari ayahnya, hal ini karena dia ingin menunjukkan rasa hormat kepada ayahnya yang waktu perang dunia ke II bergabung pada 10th Mountain Division, US Army sky patrol.
Film berdurasi 61 menit ini berkisah tentang Hakim Shira Scheindlin yang bertugas pada Distrik Selatan di New York, yang disebut sebagai “godmother” terkait dengan electronic data discovery, demikian sebagaimana dirilis oleh lawtechnologynews.com. Kisah lainnya yaitu Jason R Baron yang dahulu bekerja sebagai Direktur Litigasi pada US National Archives and Records Administration yang sekarang bekerja sebagai of counsel di Drinker Biddle & Reath, serta kisah menarik dari Richard Braman yang merupakan founder dan direktur eksekutif emeritus dari Sedona Conference.
Menurut Lobby, karakter utama pada filmnya terdiri atas pengacara negara, guru, hakim dan profesor. Terdapat kisah Hakim Agung Stephen Breyer, Arthur Miller yang berprofesi sebagai profesor di New York University, John Faciola yang bertugas sebagai hakim federal , James Francis IV, Paul Grimm, Nan Nolan (pensiunan) dan David Waxse, kemudian juga profesor Douglas Oard dari University of Maryland College of Information Science.
Sorotan pada film ini, menurut Looby mencakup tentang diskriminasi dan hal hal lainnya yang berkaitan, pada era elektronik, kemudian usaha untuk mendorong pemerintahan yang terbuka dan transparan. Terkait metadata, apakah pentingnya hal ini dan mengapa pemerintah ingin sekali mengetahuinya. Cara yang baik untuk bekerjasama dengan lawan untuk menemukan fakta. Sorotan dari sisi sejarah, yaitu tentang bagaimana sistem peradilan menyesuaikan diri atas ledakan email dan tentang prediksi masa depan, yaitu teknologi apa yang potensial untuk dapat membantu sistem peradilan dan kebebasan.
Menurut Looby, inti film ini ingin menunjukkan tentang suatu perubahan besar dalam sistem peradilan yang telah terjadi pada dekade yang lalu dan peran orang orang yang terlibat di dalamnya yang terkait dengan sejarah dan masa depan sistem peradilan dan kebebasan di Amerika Serikat. Sementara menurut Baron, film ini mengakui kemajuan yang pesat pada dekade lalu dalam praktik e-discovery. Hal yang mengharukan yaitu saat Looby memfokuskan peran Richard Braman saat menunjukkan langkah maju praktik hukum melalui The Sedona Conference, khususnya yaitu pada bagaimana peran pengacara dan bagaimana seharusnya pengacara bekerjasama pada konteks litigasi perkara.
Trailer film ini dapat dilihat di sini
http://www.10thmountainfilms.com/