[Australia] Pengacara Pria Lebih Banyak Menghadapi Komplain
Pengacara pria yang bekerja di luar wilayah urban lebih banyak menghadapi komplain, daripada pengacara wanita dalam melakukan pekerjaannya. theguardian.com, merilis kabar tentang studi yang dilakukan komprehensif mengenai faktor risiko komplain terhadap praktisi hukum.
Ditemukan kalau 20,900 pengacara yang berusia antara 26 hingga 65 tahun yang terdaftar untuk berpraktik di Victoria, hingga Juni 2015. Studi itu juga termasuk komplain yang diajukan ke the Legal Services Board and Commissioner (LSBC) pada periode yang sama. Jumlah komplain yang diterima sebanyak 15.887 yang ditujukan ke 4.180 pengacara.
Penelitian itu dilakukan oleh Associate Professor, Marie Bismark, yang bekerjasama dengan University of Melbourne school of population and global health. Ini adalah studi pertama di Australia perihal komplain yang diajukan ke pengacara terkait pekerjaannya.
Penelitian itu tidak termasuk kepada pengacara di bawah usia 26 atau diatas 65 tahun, barristers, dan pengacara yang berpraktik lintas negara bagian atau di luar negeri atau mereka yang tidak mempunyai izin praktik. Pembatasan usia itu karena usia dibawah 26, mereka masih di bawah supervisi, sedangkan di atas 65 umumnya mereka sudah jarang berpraktik. Barristers, dikecualikan karena mereka tidak memperoleh instruksi langsung dari klien.
Lebih dari dua pertiga komplain yaitu 69 % adalah pria. Hampir separuh komplain dihadapi oleh pengacara yang terkategori trust account authority. Klien atau masyarakat yang mengajukan komplain sebanyak 91 %, dan 7 % diajukan oleh rekan sesama pengacara. Sedangkan LSBC hanya 2% komplain.
Studi juga menemukan tiga jenis komplain yang dihadapi yaitu, biaya layanan hukum (36%), kompetensi (22%), kode etik (21%). Lebih dari separuh komplain terkait dengan urusan : family law (24%), property (19%), wills and estates (13%).
Selama lebih dari 15 tahun, Bismark sudah melakukan penelitian terhadap para dokter dan profesional bidang kesehatan terkait perlindungan pasien. Maka kemudian LSBC tertarik lalu meminta Bismark untuk melakukan penelitian yang sama namun untuk profesi pengacara.
Dalam penelitian itu Bismark dan koleganya bekerja memeriksa setiap komplain. Mereka menghapus identitas pengacara dan informasi klien. Ini dilakukan untuk upaya perlindungan privasi.
Namun demikian menurut Russel Daily, complaints and intervention directors LSBC, dia mengatakan meskipun terdapat pengacara yang bermasalah, namun komplain yang diajukan dikarenakan karena salah pengertian. Jadi bukan karena komplain diajukan, lalu bukan berarti pengacara telah melakukan kesalahan. Ini karena diperlukan komunikasi dan pemahaman sehingga ketika terjadi urusan hukum misalnya soal hukum keluarga atau penjualan properti, mestinya tidak dilakukan secara emosional.