LegalTech 2014 di New York, Kolaborasi Ekosistem Legal dan Digital
“The big apple” pada minggu lalu diselenggarakan event LegalTech, tanggal 4-6 Februari 2014, berlokasi di The Hilton New York, 1335 Avenue of Americas, New York. Event ini adalah trade show produk produk teknologi informasi yang dikhususkan bagi legal industry. Sebagaimana semakin bertumbuhnya legal industry sebagai suatu jasa layanan kepada korporasi, pemerintahan dan individu, maka modernisasi sistem dan device penunjang profesi merupakan suatu keharusan. Tanpa perlu syak wasangka yang berlebihan, Amerika Serikat memang pionir untuk penemuan, pengembangan hingga pemakaian teknologi informasi dalam berbagai segi profesi.
Pada tanggal 4 Februari digelar session Risk & Complieance : Leading Practices in Information Management, Information, Governance, Technology and trends transforming the legal world, technology in practice, general counsel, e-discovery dan advanced IT. Selain itu masih banyak tema tema lain dan super session menjelang sore hari. Tidak akan cukup waktu untuk dapat menjelajahi keseluruhan agenda di event ini. Bermacam informasi tentang legal industry berpadu dan berjalin dengan information teknology dan business.
Hari keduanya, tanggal 5 Februari digelar session Actionable e-discovery, Big data, Business of law track, Transforming e-discovery, Corporate legal IT, Cost & risk, The evolution of lawyering dan law firm management. Pengunjung dapat memilih sesi tersebut sesuai dengan minat dan kegemaran terhadap suatu bidang yang ingin diketahui dan dipelajari. Nampaknya, semuanya menarik, karena masih jarang di Indonesia untuk saat ini.
Hari penutupan, tanggal 6 Februari, session yang dihadirkan antara lain, The power of e-discovery, Legal operations, Government investigations & ED, Information governance : secrets of success for strategy and action, Technology assisted review dan managing big data.
Event ini dihadiri oleh para praktisi hukum, praktisi bisnis, dan praktisi teknologi informasi, berbaur dan berdiskusi. Sebagai suatu trade show tentu saja event ini diharapkan mampu menyerap pendapatan dari penjualan produknya yang dipakai oleh firma hukum, korporasi, pemerintahan hingga individu. Mungkin ini sebagai upaya untuk menyerap konsumsi domestik di Amerika Serikat setelah masih terimbas krisis finansial beberapa tahun yang lalu.
Untuk mewujudkan event seperti LegalTech di Indonesia, nampaknya saat ini masih harus mengurut dada, karena untuk unjuk dada, terlebih mengatakan “ini dadaku, mana dadamu” perlu usaha yang ekstra, karena ekosistem digital di Indonesia masih early stage, dan perlu dikembangkan lagi digital ecosystem di Indonesia. Karena seiring digital startup yang makin marak, perlu diperhatikan juga mengenai aspek bisnis dan aturan hukum yang berkaitan. Legal Ecosystem di Indonesia juga masih perlu dilakukan perubahan yang lebih baik lagi dari segi teknis dan nonteknis. Mungkin yang dapat dilakukan untuk saat ini adalah sambil melambaikan tangan dan berkata “da da da da da da da da“.