[Polandia] Greenpeace : Katakan Tidak Pada Batubara
Gugatan hukum dilakukan oleh Greenpeace Polandia terhadap PGE GiEK, suatu anak perusahaan dari BUMN Polandia PGE Polska Grupa Energetyczna dimana meminta PGE GiEK untuk menghentikan segala investasi berkaitan dengan energi fosil dan meraih gas emisi nol terhadap coal plants selambatnya pada 2030.
Menurut Direktur Greenpeace Polandia, Pawel Szypulski dia menyebut kalau tiga dari empat orang Polandia setuju bahwa arus ekonomi menginginkan penghentian penggunaan batubara pada dekade mendatang, demikian juga menurut pernyataan para ilmuwan bahwa perlu adanya pembatasan terkait dampak negatif perubahan iklim. Dia juga mengkritik Perdana Menteri Mateusz Morawiecki yang gagal untuk menyampaikan komitmennya terkait emisi karbon di Polandia.
Menurut kabar emerging-europe.com, PGE Poslka Grupa Energetyczna adalah utilitas energi terbesar di Polandia dimana sekitar 90 persen tenaga yang dihasilkannya berasal dari batubara. PGE GiEK juga melakukan penambangan dan membakar antara 85 hingga 90 persen batubara muda di Polandia dan ini juga sebagai penghasil energi terbesar, dengan jangkauan 36 persen kebutuhan listrik di Polandia yang diperlukan selama beberapa bulan.
Pada 2018, jumlah emisi karbon yang dihasilkan PGE GiEK mencapai 57 juta ton. Mereka juga menambahkan unit operasinya di Opole dan Turow. Maka secara rerata PGE GiEK menghasilkan sekitar 20 persen total emisi karbon di Polandia.
Pihak Greenpeace Polandia mengumumkan bahwa mereka mengupayakan banyak hal untuk mengakselerasi dekarbonisasi di Polandia. Upaya terbaru adalah bagaimana direktur program mereka mendaftar untuk posisi CEO di PGE dengan tujuan untuk menerapkan strategi baru perusahaan untuk dapat meraih dekarbonisasi pada akhir dekade.
Sedangkan dua perusahaan yang dimiliki oleh negara, yaitu Energa dan Enea memutuskan untuk menunda pembiayaan terkait proyek bersama untuk membangun 1 GW power unit berbasis batubara di Ostroleka. Menurut kedua perusahaan itu mereka mununda pembiayaan proyek bernilai 1.41 miliar Euro karena kesulitan memperoleh investasi disebabkan karena kebijakan iklim di Eropa dan kebijakan pembiyaan baru dari European Investment Bank (EIB).
Pada Desember 2019, Polandia menolak untuk bergabung dengan anggota Uni Eropa lainnya untuk menyetujui penetralan blok karbon pada 2050, Polandia beralasan bahwa mereka memerlukan lebih banyak waktu.