Aksi Korporasi Pertamina, Mengebor Sampai Jauh
Semenjak kemudi Pertamina (Persero) dipegang Karen Agustiawan yang masuk ke dalam jajaran 50 Most Powerful Women in Business pada posisi ke-6 menurut versi majalah Fortune Global 2013. Pertamina dengan visi terbarunya sebagai World Class National Energy Company, semakin ekspansif dalam menjalankan roda bisnisnya. Fortune menilai Karen sangat layak berada pada peringkat No.6 tahun ini berdasarkan pertimbangan keberhasilannya dalam mengelola perusahaan dengan revenue US$70 Miliar, mencapai laba bersih US$2,7 Miliar dan berhasil masuk peringkat 122 Fortune Global 500. Pencapaian laba bersih sebesar US$2,7 miliar atau naik 15% dari tahun sebelumnya tersebut menjadi pencapaian tertinggi dalam sejarah sejak perusahaan tersebut berdiri.
Tekad mengebor sampai jauh Pertamina dilakukan dengan aksi korporasinya yaitu dengan aksi korporasi akuisisi pada November lalu di Aljazair. Pertamina mengakuisisi aset unit bisnis ConocoPhillips (NYSE:COP) yaitu ConocoPhillips Algeria Limited (COPAL) dengan total nilai US$1,75 miliar atau sekitar US$1,65 miliar, termasuk beberapa penyesuaian yang lazim.
Akuisisi ini menjadikan Pertamina menguasai 65% participating interest di Blok 405a, yang memiliki tiga lapangan minyak utama, yaitu Menzel Lejmat North (MLN), Ourhoud, dan EMK. Pertamina akan memiliki 65% participating interest dan bertindak selaku operator di lapangan MLN dan masing-masing 3,7% dan 16,9% di lapangan Ourhoud dan EMK. Sejak penandatanganan kesepakatan, lapangan EMK telah sukses memulai produksinya.
“Akuisisi skala besar ini memberikan Pertamina minyak mentah kualitas tinggi dalam jumlah yang signifikan dan merepresentasikan milestone kunci pada upaya ekspansi bisnis upstream internasional Pertamina. Pertamina siap bekerjasama erat dengan Sonatrach, ALNAFT, otoritas Aljaziar, dan para mitra untuk secara penuh mengembangan potensi produksi minyak dari blok tersebut,” kata Karen.
Tak puas hanya di Aljazair, misi ekspansi juga dilakukan di Iraq. Pertamina melalui anak perusahaannya PT. Pertamina Irak Eksplorasi Produksi menjalin kesepakatan hak partisipasi dengan ExxonMobil Iraq Limited untuk 10% hak partisipasi di West Qurna I. Hal ini juga akan memperkuat kompetensi dan pengalaman Pertamina dari usaha di luar negeri. Kesepakatan ini telah tuntas dengan diselesaikannya kesepakatan penjualan aset (asset sales agreement/ASA), dan ExxonMobil tetap sebagai kontraktor utama menguasai 25% hak partisipasi di West Qurna I. Pemindahan hak partisipasi tersebut telah disetujui oleh South Oil Company, Oil Exploration Company Iraq dan Shell West Qurna B.V, sebagai anggota konsorsium kontraktor West Qurna I.
Sementara di dalam negeri, Pertamina juga telah mengakuisisi anak usaha HESS di Indonesia, melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Hulu Energy, bersama-sama dengan PTTEP Netherlands Holding Cooperatie U.A, anak perusahaan PTTEP, telah menandatangani kesepakatan pembelian saham (share purchase agreement/SPA) yang masing-masing menguasai 75% participating interest di Blok Pangkah dan 23% participating interest di Blok Natuna Sea A. Kedua blok tersebut berada di wilayah offshore.
Pada laman Pertamina dikabarkan, akuisisi ini dilakukan secara bersama-sama antara Pertamina dan PTTEP dengan basis prosentase 50:50 untuk total nilai transaksi sekitar US$1,3 miliar. Waktu penyelesaian untuk transaksi ini akan dilaksanakan sesuai dengan beberapa syarat yang ditetapkan dalam SPA.
Blok Pangkah merupakan wilayah kerja yang terletak di bagian Timur Laut Jawa. Produksi saat ini sekitar 7.000 barel per hari minyak/kondensat dan 33 juta kaki kubik per hari gas. Sementara itu total cadangan terbukti dan potensi cadangan (2P) diperkirakan sekitar 110 juta barel setara minyak. Dengan akuisisi ini maka Blok Pangkah secara otomatis akan dioperatori bersama oleh Pertamina dan PTTEP.
Blok Natuna Sea A merupakan wilayah kerja gas yang terletak di Laut Natuna Barat, berdekatan dengan perbatasan antara Malaysia dan Indonesia. Produksi saat ini sekitar 145 MMscfd dari Lapangan Anoa, 75 MMscfd dari Gajah Baru dan 2.350 barel per hari minyak. Total cadangan terbukti dan potensi cadangan (2P) diperkirakan sebesar 209 juta barel setara minyak. Adapun partner lain di Blok Natuna Sea A terdiri dari Premier Oil (operator), KUFPEC dan Petronas yang masing-masing menguasai hak partisipasi 28,67%, 33,33% dan 15%.
Akuisisi Blok Pangkah dan Natuna Sea A sejalan dengan strategi pertumbuhan Pertamina untuk mengakuisisi lebih banyak aset berproduksi yang dapat memberikan tambahan produksi dan cadangan. Lebih dari itu, akuisisi ini juga akan terus memperkuat posisi Pertamina untuk mewujudkan ketahanan energi nasional Indonesia. Pertamina menargetkan untuk menjadi pemain hulu migas yang dominan di domestik pada 2015 dan memperluas ekspansi internasionalnya. Pada tahun 2025, produksi Pertamina diproyeksikan mencapai 2,2 juta barel setara minyak per hari yang akan berasal dari operasi domestik dan luar negeri dalam proporsi yang seimbang.
Jika mengebor sampai jauh ke luar negeri sudah dilakukan, maka aliran pendapatan tentu makin mengalir deras mendekat ke dalam negeri.