[Afrika] International Court of Arbitration Menargetkan Pertumbuhan Arbitrase
Salah satu institusi arbitrase terkemuka di dunia membentuk komisi untuk memperluas praktiknya di Afrika. International Court of Arbitration (ICC) akan meresmikan komisi Afrika untuk mengkordinasikan pertumbuhan dan aktivitasnya di Afrika dan sebagai bagian dari ekspansi mereka di kancah global.
Dilaksanakan oleh International Chamber of Commerce, pihak institusi arbitrase akan menunjuk 24 anggota dari seluruh wilayah di Afrika untuk bekerja di komisi, termasuk mantan anggota dan anggota aktif sekarang dari ICC. Menurut ICC, komisi akan memberikan kontribusi terkait usaha yang sekarang berlangsung untuk meningkatkan kinerja para arbiter di Afrika dalam profesi mereka dan mengelola sengketa di kawasan Afrika.
Menurut kabar dari africanlawbusiness.com pada (22/08/2018), Komisi ini akan dipimpin oleh Ndanga Kamau selaku president dan Sami Houerbi selaku vice president and secretary. Sami Houerbi sekarang menjabat sebagai director of ICC dispute resolution service di kawasan Mediterania Timur, Timur Tengah dan Afrika. Sami Houerbi sekarang juga terdaftar dalam LCIA-MIAC.
Sedangkan presiden ICC, Alexis Mourre mengatakan, sebagai rumah dari bagian pertumbuhan ekonomi dunia, maka kawasan Afrika memerlukan penyelesaian sengketa yang baik dalam hal investasi internasional. Alexis Moure terpilih kedua kalinya menjabat presiden ICC untuk tiga tahun mendatang dari 2018-2021 dan ditunjuk oleh 176 anggota.
Kinerja ICC mengalami peningkatan di Afrika dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2016, terdapat peningkatan 50 % para pihak yang berperkara di kawasan Utara dan Sub Sahara Afrika. Lalu pada 2017 peningkatan perkara yang diperiksa menjadi 87 dan para pihaknya meningkat menjadi 153, dengan demikian pertumbuhannya meningkat dari 35.9 % menjadi 40.4 %. Terdapat juga peningkatan arbiter yang berpraktik di kawasan Utara dan Sub Sahara Afrika.
Sengketa arbitrase internasional yang diikuti para pihak di Afrka masih didominasi oleh institusi internsional seperti ICC dan London of Court of International Arbitration (LCIA). Maka dari itu banyak pihak menyerukan agar kawasan Afrika membentuk institusi arbitrase sendiri. Maka dari itu akhirnya terdapat percampuran sehingga menjadi LCIA-MIAC yang baru baru ini ditutup.
Sedangkan Common Court of Justice and Arbitration (CCJA) telah memperoleh sambutan positif dari the Organisation pour l’Harmonisation en Afrique du Droit des Affaires (OHADA) di kawasan Barat dan Afrika Tenga. Meskipun masih belum benar benar teruji, namun institusi itu sudah melakukan pemeriksaan pada akhir tahun lalu.
Anggota anggota ICC terdiri atas Nadine Dossiu Sakponou dari Benin, Achille Ngwanza dari Kamerun, Joachim Bile Aka dari Pantai Gading, Leyou Tameru dari Etiopia, Dadic Kwabena Adu-Kusi, Nene Abayateye Ofoe Amegatcher dan Marietta Brew Appiah-Opong dari Ghana. Kamau dan Njeri Kariuki dari Mozambik, Funke Adekoya, Gabriel Adesiyan Olawoyin, Babatunde Ajibande, Yejide Osunkeye, Adedoyin Rhodes-Vivour dan Dorothy Udeme Ufot dari Nigeria, Mouhamed Kebe dari Seneggal, Des Williams dan Mahlepe Sello dari Afrika Selatan, Madeline Kimei dari Tanzania, martial Akakpo dari Togo dan Mohamed Abdel Wahab dari Mesir yang menjabat juga sebagai vice presiden ICC selain Sami Houerbi.