[Amerika Serikat] Mengelola Praktik Hukum Bagi Junior Lawyer
Bagi yang pernah menyaksikan film atau membaca novel karya John Grisham berjudul The Rain Maker, mungkin masih ingat dengan tokoh Rudy Baylor yang diperankan oleh Matt Damon. Dalam film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola itu, dikisahkan Rudy adalah sosok junior lawyer yang dalam praktiknya tidak memperoleh bimbingan dan arahan dari senior ataupun pimpinan kantor. Dia bekerja berdasarkan pengetahuan, naluri dan pengalaman dalam mengamati. Jika di film itu Rudy berhasil menyelesaikan perkara hukum dengan baik dan istilahnya menjadi “rain maker”, itu adalah kisah inspiratif. Namun kondisi faktual sebaiknya junior lawyer memperoleh arahan dan bimbingan dari senior lawyer sehingga mengerti dan memahami tentang berprofesi sebagai “pengacara tulen”.
Stephen Susman yang merupakan founding partner dari Susman Godfrey prihatin dengan kondisi penurunan jumlah mahasiswa yang menempuh studi hukum di Amerika Serikat dan banyaknya junior lawyer yang meninggalkan profesinya. Berdasarkan survey dari careerbliss.com pada 2013 lalu dimana dalam survey tersebut menyatakan junior lawyer lawyer di Amerika Serikat adalah profesi yang tidak membahagiakan dalam kehidupan.
Namun menurut Stephen Susman sebaiknya para junior lawyer diberikan lebih banyak tanggung jawab pekerjaan dan bukan mengurangi pekerjaan. Sebagaimana dikutip dari nationallawjournal pada (3/2/2014) Stephen Susman memberikan saran untuk pengembangan dan pelatihan junior lawyer sebagai berikut :
- Kirimkan mereka ke sidang di pengadilan
Junior lawyer yang baru bekerja tidak ingin menghabiskan waktunya selama beberapa minggu atau beberapa bulan hanya mengerjakan research di perpustakaan. Mereka lebih baik muncul di sidang pengadilan namun tidak hanya duduk duduk saja. Amati proses sidang pengadilan, berbicaralah dengan para praktisi lainnya dan pelajari prosedur dan teknis administrasi di pengadilan
- Menyusun penanganan perkara secara efektif dan efisien
Terkadang firma hukum kurang memperhatikan junior lawyer baru, biasanya lebih mengirimkan pengacara yang sudah berpengalaman, firma sebaiknya memberikan keleluasaan supaya para pengacaranya lebih independen. Banyak firma hukum yang menugaskan beberapa pengacara untuk suatu tugas pekerjaan yang mungkin dapat dilakukan oleh seorang pengacara. Sebaiknya kombinasi menangani perkara dilakukan oleh pengacara senior dengan pengacara junior. Menyusun penanganan perkara secara efektif dan efisien dapat memberikan kesempatan kepada pengacara baru untuk praktik.
- Satu pengacara, satu suara
Kebijakan satu pengacara satu suara berarti bahwa pengambilan kebijakan berdasarkan sistem pemungutan suara secara demokratis. Hal ini memberikan kesempatan kepada pengacara baru untuk memperoleh suara dan hak yang sama dengan seniornya. Firma hukum Susman Godfrey menerapkan kebijakan vote yaitu untuk fee penanganan perkara baik perkara komersial maupun perkara pro bono. Junior lawyer di Susman Godfrey bahkan dapat menolak usulan penanganan perkara yang diajukan oleh partner. Stephen Susman sendiri bahkan beberapa kali usulannya ditolak saat vote dilakukan.
- Transparansi
Pada beberapa firma hukum, pengacara yang bekerja di suatu firma hukum dapat memperoleh informasi mengenai operasional firma hukum saat mereka sudah menjadi partner. Namun di Susman Godfrey, junior lawyer bahkan dapat melakukan review atas financial statement, memperoleh akses informasi pendapatan partner dan menerima salinan dari minute of executive committee meeting. Dengan menerapkan kebijakan transparansi keuangan, firma dapat membantu junior lawyer baru untuk memperoleh pengetahuan dan pemahamam mengenai aspek bisnis dalam melakukan profesi pengacara.
- Tunjukkan passion saat bersidang
Stephen Susman menyukai menjadi litigator, dia sangat menyukai pekerjaan bersidang di pengadilan. Maka jika senior lawyer menunjukkan passion tentang litigasi. Para junior lawyer baru akan menyaksikan bahwa menjadi pengacara litigasi dan praktik hukum adalah suatu hal yang menyenangkan.
Saran tersebut hanyalah sedikit dari banyak pola pengembangan dan pengelolaan firma hukum dan sumber daya manusianya. Setiap firma hukum mempunyai kebijakan tersendiri dalam menerapkan manajemen kantor dan sumber daya manusianya.
Namun mungkin ada baiknya jika di Indonesia, para junior lawyer disarankan untuk membaca, mengerti dan memahami kode etik profesinya, suatu hal yang mungkin jarang disarankan dan diperbincangkan oleh para senior lawyer. Serta senior lawyer memberikan arahan tentang bagaimana melakukan praktik hukum yang baik pula. Diharapkan praktik hukum di firma hukum dan lingkungan peradilan dapat semakin terpola dengan baik, agar para junior lawyer kelak dapat berpraktik dengan baik didukung dengan lingkungan peradilan yang baik pula.
Mengutip dari Marcus Tullius Cicero “Dum Spiro, Spero –as long as i breathe, i hope”