[Uni Emirat Arab] Penerbitan Aturan Hukum Untuk Membuat Membaca Menjadi Kebiasaan
Buku adalah jendela dunia, demikian pembahasaan bahwa buku menjadi demikian penting dalam peradaban manusia. Buku dapat membuka wawasan dan membuat manusia untuk senantiasa berpikir.
Uni Emirat Arab, membuat langkah maju dan semakin di depan dalam kancah perikehidupan di timur tengah. Setiap tikungan mereka libas dengan inovasi baru dan tercerahkan. Saat ini mereka sudah menerbitkan aturan hukum untuk membuat membaca menjadi suatu kebiasaan bagi warganya.
Sebagai langkah awal, pihak pemerintah akan memberikan buku kepada anak balita dan waktu belajar untuk para staf pemerintahan. Para staf pemerintah akan fokus bekerja dan juga membaca dimana akan diberikan waktu membaca selama jam kerja. Hal ini akan membuat membaca sebagai kebiasaan. Aturan hukum tersebut sebagaimana diumumkan oleh Presiden Uni Emirat Arab, Sheikh Khalifa bin Zayed al-Nahyan pada awal November.
Menurut Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum sebagaimana diberitakan theguardian.com, aturan hukum juga mensyaratkan coffee shop untuk menyediakan bahan bacaan kepada konsumen mereka dan juga tentang pembukaan perpustakaan di mall, juga pembebasan biaya dan pajak terhadap buku.
Hal yang menarik adalah adanya “knowledge briefcase”, dimana tas berisi buku akan diberikan kepada anak anak. Saat anak sudah lahir, atau berusia satu dan dua tahun. Buku buku yang akan diberikan berbahasa arab untuk warga negara Uni Emirat Arab dan ekspatriat arab lainnya. Sedangkan untuk non arab, akan diberikan buku berbahasa inggris. Populasi ekspatriat diperkirakan hampir mencapai 90 persen dari populasi. Hal ini juga akan membuat bahwa buku bekas seharusnya tidak dihancurkan, tetapi dirawat dengan baik atau disumbangkan.
Sheikh Mohammed lebih lanjut mengatakan, aturan hukum tersebut akan mendorong pihak swasta untuk mendirikan perpustakaan dan pusat kebudayaan. Hal ini bertujuan bahwa pada 2016 Uni Emirat Arab mulai mengadakan perubahan berkelanjutan untuk generasi penerusnya. Perubahan dimana membaca menjadi penting dan juga peningkatan pengetahuan dan status membaca.
Hal penting yang ditekankan oleh Sheikh Mohammed adalah tidak ada masa depan tanpa buku. Dia menjelaskan bahwa di masa lampau kawasan timur tengah adalah sebagai pusat peradaban. Sedangkan pada masa kini dia ingin warga negaranya berfokus pada membaca. Uni Emirat Arab adalah pencetus ide, pelopor dan terbuka untuk semua peradaban. Maka Uni Emirat Arab menjadi suar dan ingin mengikuti jejak renasissance di Eropa.
Sambil bercerita tentang sejarah timur tengah, pada masa lampau Baghdad adalah pusat literature dimana menjad mercusuar di dunia untuk bidang astronomi, medis, matematika dan filsafat. “Namun bagaimana kondisi Baghdad sekarang?” demikian tutur Sheikh Mohammed.
Dia juga menceritakan bagaimana kondisi perpustakaan di Alexandria, Kairo, Andalusia dan Maroko. Maka dari itu dia ingin menegaskan bahwa tidak ada masa depan tanpa buku, tidak ada pencerahan, tolerasi atau ko-eksistensi tanpa buku, tidak ada kreativitas, inovasi atau penemuan tanpa buku, dan juga tidak ada kesejahteraan dan keunggulan atau kepemimpinan tanpa buku.