[Vietnam] Penyesuaian Regulasi Perbankan Sesuai Standar Basel II
Bank sentral Vietnam (SBV) menerbitkan regulasi untuk bersiap dalam penerapan standar BASEL II dalam ranah domestiknya. Regulasi bernomor 41/2016/TT-NHNN menyatakan bahwa bank komersial harus menjaga Capital Adequate Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modalnya pada angka 8 persen mulai 1 Januari 2020. Hal ini sesuai dengan standar BASEL II yang menyatakan bahwa rasio kecukupan modal bank sebesar 8 persen.
Dikutip dari warta vietnamnews.vn, regulasi tersebut menggantikan aturan sebelumnya bernomor 13/2010/TT-NHNN yang menyatakan bahwa rasio kecukupan modal pada angka 9 persen untuk bank. Menurut bank sentral Vietnam, bank yang sanggup untuk menerapkan aturan baru tersebut sebelum tanggal efektif berlaku, dapat melakukan pendaftaran lebih awal.
Menurut pendapat para ahli, saat BASEL II diterapkan nilai rasio kecukupan modal akan mengalami penurunan tajam berdasarkan peningkatan jumlah risiko asetnya. Sebelumnya Vietnam sudah menerapkan BASEL I dan kemudian bank sentral Vietnam melakukan uji coba terhadap bank komersial yang terkategori prestisius untuk penerapan standar BASEL II.
Menurut laporan NFSC, 10 bank yang sudah diuji coba untuk menerapkan BASEL II mengalami penurunan tajam pada saat sekarang. Sebagai contoh yaitu, bank bank plat merah Vietnam telah mengalami penurunan menjadi 8 persen dari semula 9 persen, yaitu Vietcombank, BIDV, Vietinbank dan Agribank.
Bank yang sudah diuji coba itu akan menyelesaikan transisinya ke BASEL II pada 2018 dan kemudian akan diterapkan kepada bank komersial lain di Vietnam. Basel II adalah standar yang diterapkan oleh Komite BASEL yang berisi rekomendasi hukum dan ketentuan perbankan kedua, sebagai penyempurnaan BASEL I, yang diterbitkan oleh Komite BASEL.
Komite ini adalah lembaga yang dibentuk oleh bank sentral dari negara-negara Group of Ten (G10) pada tahun 1974. Keanggotaannya saat ini terdiri dari perwakilan senior dari otoritas pengawas perbankan dan bank sentral dari negara-negara G10 (Belgia, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Swedia, Swiss, Britania Raya, Amerika Serikat) serta perwakilan dari Luxemburg dan Spanyol. Lembaga ini bertemu secara reguler empat kali dalam setahun, biasanya di markas Bank Penyelesaian Internasional (Bank for International Settlements, BIS) di Basel, Swiss, tempat sekretariat permanen dari 12 anggotanya.
Rekomendasi dari Komite BASEL ditujukan untuk menciptakan suatu standar internasional yang dapat digunakan regulator perbankan untuk membuat ketentuan berapa banyak modal yang harus disisihkan bank sebagai perlindungan terhadap risiko keuangan dan operasional yang mungkin dihadapi bank. Penerapannya dapat saja berbeda antara negara satu dengan lain, namun titik acuannya adalah pengetatan regulasi dalam kegiatan operasional bank.
Menurut Lê Trung Kiên selaku deputi direktur kebijakan operasi dan keamanan perbankan di SBV, bank akan menghadapi tantangan pemenuhan sumber daya manusia dan keuangan ketika BASEL II diterapkan, namun hal ini adalah hal penting yang harus dipenuhi untuk upaya restrukturisasi lembaga pemberi pinjaman.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa penting sekali bagi bank lokal di Vietnam untuk menerapkan BASEL II karena Vietnam sudah terhubung dengan perekonomian global sebagai mana bank bank lain di kawasan ASIA yang sudah menerapkan BASEL II bahkan BASEL III.