[Amerika Serikat] Kecanduan Alkohol dan Kesehatan Mental Advokat Menjadi Perhatian Serius
Kecanduan alkohol dan kesehatan mental advokat menjadi perhatian serius di Amerika Serikat. Hal itu sebagaimana survei yang dilakukan oleh ABA Commission on Lawyer Assitance Programs pada 2016 dan the Hazelden Betty Ford Foundation yang secara nasional terkenal sebagai pusat pengobatan kecanduan alkohol.
Sebagaimana dimuat dalam thriveglobal.com berdasarkan opini Dan Lukasik, Direktur dari Workplace Well Being for the Mental Health Association. Dia menyatakan kalau telah diluncurkan suatu task force yang bernama “National Task Force on Attorney Well Being” dimana merekomendasikan kepada sekolah hukum, firma hukum, asosiasi advokat dan lainnya untuk menangani permasalahan tersebut.
Juga muncul framework untuk dilaksanakan oleh firma hukum setidaknya dimulai pada 2019, dimana framework itu diprakarsai oleh Patrick Krill yang berusaha untuk menangani penyalahgunaan profesi hukum.
Pada suatu kesempatan, Meg Meserole selaku chief human resource officer dari firma hukum Akin Gump mengatakan dalam interview yang berjudul “Legal Industry Admits it Has a Substance Abuse Problem, But Recovery Won’t Come Easy” yang terbit di National Law Journal. Menurut Meserole, firma hukumnya berusaha menangani permasalahan tersebut dengan cara lain tanpa meninggalkan apa yang diserukan oleh ABA. Meskipun demikian para advokat di kantornya bukan tidak sama sekali meminum minuman beralkohol, mereka hanya tidak menjadi pecandu alkohol, dan firma hukumnya berjalan baik baik saja. Di Amerika Serikat sudah menjadi hal lumrah jika para advokat sering minuman beralkohol karena itu juga menjadi bagian dari “badge of honor”.
Lawyer Assistance Program juga menjadi bagian penting untuk menyembuhkan para advokat yang menderita kecanduan alkohol dan memburuknya kesehatan mental. Juga ada komite “Lawyers Helping Lawyers” di asosiasi advokat lokal. Suatu studi menemukan bahwa seorang advokat yang didiagnosa kecanduan alkohol, maka kemungkinan dia menderita depresi adalah sekitar 20%.
Faktanya bahwa depresi menjadi permasalahan penting yang diderita para advokat di Amerika dan seluruh dunia. Studi ABA menunjukkan kalau 28 % advokat berusaha melawan depresi selama masa 12 bulan survei itu. Maka hal itu berarti empat kali lipat dari angka yang ditemukan di populasi umum dan menjadi epidemi. Menjadi permasalahan juga, jika ternyata fakta 61 % advokat berjuang melawan depresi yang melanda dalam masa karirnya sebagai advokat, dan ini berarti hampir sepuluh kali lipat angka yang ditemukan dalam populasi umum.