[CEE] Firma Hukum Internasional : Kesepian Yang Tak Dirindukan
Kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur pernah mengalami “boom” untuk legal industry, akan tetapi sekarang menderita karena ketidakpastian politik. Bejibunnya jumlah pengacara dan persaingan sengit diantara mereka membuat tekanan pada soal fee.
Pada 2018, Weil Gotshal & Manges menutup kantornya di Budapest dan Praha dan juga melakukan review untuk menutup kantornya di Warsawa, demikian juga Squire Patton Boggs yang menutup kantornya di Budapest.
Situasi ini mengikuti sejumlah firma hukum yang telah menutup kantornya di kawasan itu. Sebut saja Hogan Lovells, Norton Rose Fulbright, Weil, Squire, Clifford Chance, Linklaters, Freshfields Bruckhaus Deringer dan Allen & Overy dimana mereka pernah membuka kantornya pada 1990-an atau awal 2000-an.
Sebagaimana dimuat di law.com, Linklaters menutup empat dari enam kantornya di Eropa Tengah dan Eropa Timur pada 2008, dan pada 2009 Clifford Chance juga menutup kantornya di Budapest. Kemudian Freshfields menutup kantornya di Bratislava, dimana itu adalah kantornya di kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur selain di Wina dan Moskow. Pada 2014, Hogan Lovells dan Norton Rose menutup kantornya di Republik Ceko dan sejak saat itu mereka mengikuti barisan firma hukum yang menutup kantornya di kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur.
Mengikuti pergerakan Weil dan Squire, rumor kemudian berkembang menyangkut masa depan firma hukum lainnya di kawasan itu, dimana terdapat over populasi dalam legal structure yang kemudian tidak membuat begitu menarik bagi firma hukum internasional.
Keterangan seorang partner di kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur, yang tidak ingin disebutkan namanya, dia mengatakan kawasan itu mengalami “boom” pada 1990-an karena blok Uni Soviet mulai memasuki free market, disebabkan momen runtuhnya tembok berlin.
Menurut dia, pada 1995, terdapat 55 firma hukum yang terdaftar ingin mendirikan kantornya di Hongaria, dimana negara itu disebut sebagai gateway ke kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur. Akan tetapi kemudian para investor mundur setelah adanya krisis ekonomi pada 2008 dan munculnya pemimpin nasionalis Viktor Orban pada 2010. Peristiwa itu disebut si partner dengan “the love affair was over”.
Meskipun kemudian kondisi perekonomian makin stabil dari krisis dan sudah munjukkan adanya legal activity, akan tetapi tetap saja sulit bagi beberapa firma hukum internasional. Masih ditambah lagi adanya tensi yang meningkat dari Rusia ke kawasan itu. Inilah makanya membuat firma hukum internasional enggan untuk membuka kantor kembali di kawasan itu.
rendahnya fee
Tomas Zalewsky, seorang Bird & Bird partner mengatakan kalau pengacara di kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur telah bertumbuh beribu ribu jumlahnya selama beberapa tahun, dengan kualifikasi profesional yang patut diperhitungkan, namun tetap saja fee untuk mereka tergolong rendah daripada kawasan lainnya. Firma hukum internasional bahkan berani membanting harga rendah untuk bisa berperan di kompetisi yang sengit itu.
Pada suatu ketika, dalam suatu wawancara di 2014, Rudolf Ostrihansky, partner di Soltysinski & Szlezak, mengatakan kalau firma hukum internasional bertahan keras untuk tetap bekerja dalam soal dispute resolution atau litigasi, dimana kebanyakan bekerja dengan model firma hukum independen. Ini berarti firma hukum internasional mesti menurunkan fee mereka, dan membuat pengacaranya tetap sibuk bekerja.
Data dari mergermarket menunjukkan bahwa jumlah deal yang terjadi mengalami penurunan tajam sejak 2010. Deal terbesar yang pernah terjadi pada 2010 bernilai EUR 22 miliar (USD 24.9 miliar). Nilai ini kemudian secara signifikan mengalami penurunan mencapai EUR 7 miliar (USD 7.9 miliar) pada 2018.
Sebagai perbandingan, deal terbesar yang terjadi di Italia pada 2018 bernilai EUR 45 miliar (USD 51 miliar), di Jerman EUR 91 miliar (USD 103.2 miliar), di Perancis EUR 34 miliar (USD 38.6 miliar) dan di Irlandia EUR 72 miliar (USD 81.6 miliar).
model yang berbeda
Seorang partner di White & Case kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur mengatakan kalau terdapat tiga tipe firma hukum di kawasan itu. dia menyebutnya ada tipe firma hukum lokal dan dua tipe untuk firma hukum internasional.
Jika firma hukum tergabung dalam global brand network di kawasan CEE, maka masih bisa memperoleh benefit dari klien internasional selain juga benefit lainnya dari untuk manajemen internasional. Akan tetapi jika masih bagian dari network dan network itu tidak fokus beroperasi di CEE atau Eropa, maka firma hukum mesti berjuang keras. Firma hukum mesti secara fleksibel bertindak sebagai firma hukum lokal yang juga memperoleh dukungan dari international brand.
Partner di White & Case itu menyebut kalau terdapat magic circle firms dan beberapa firma hukum asal Amerika Serikat sukses karena mereka mempunyai rekam jejak integrasi yang kuat di kawasan Eropa, tapi ada juga yang tidak seperti Weil Gotshal & Manges. Makanya firma hukum lokal di Polandia mesti berjuang keras dalam celah celah diantara dua tipe firma hukum internasional untuk lebih luas bertumbuh.
Ada juga keterangan dari ex-Weil partner, dia mengatakan kalau firma hukumnya menutup kantor di Praha karena mesti berjuang keras menghadapi fee yang tidak mencukupi, dan ini membuat profit margin menjadi sedikit. Ini lalu membuat lead partner mesti bekerja independen dan terlepas dari campur tangan manajemen pusat Weil.
Meskipun terdapat penutupan beberapa kantor di Warsawa, namun Polandia tetap dikatakan unik di kawasan itu, dengan skala perekonomian yang lebih besar. Zalewski, partner di Bird & Bird, mengatakan meskipun perekonomian Polandia bertumbuh dan lebih banyak bisnis di kawasan itu naik peringkat menuju internasional, ini berarti lebih banyak pekerjaan terbuka untuk firma hukum internasional, maka tiga model pendekatan firma hukum bisa menjadi faktor diferensiasi.
Praktik diversifikasi banyak dilakukan oleh firma hukum internasional di Hongaria. Ketika mereka pertama kalinya berpraktik, fokus yang dikerjakan adalah privatisasi dan investasi asing. Kemudian setelah beberapa tahun mereka mulai mengerjakan bidang lain seperti litigasi, urusan regulasi, perbankan dan keungan.
Di Hongaria investor asing tertarik dengan sektor automobile manufacturer and suppliers. Juga terdapat proyek multinational shared service operations, akan tetapi sedikit yang tertarik dengan urusan global private equity.
Firma hukum yang tergolong survivor seperti Bird & Bird tetap saja sukses karena mereka dimanajemen sebagai “one firm”. Selain itu Bird & Bird fokus pada teknologi yang turut menyemarakkan kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur. Hal yang menjadikan mereka waswas adalah mereka mesti melakukan praktik pekerjaan yang bisa saja muncul konflik potensial antara local state businesses dan klien internasional. Institusi bisnis itu juga memberikan proyek dalam merger and acquisition dan area keuangan lainnya yang juga mengalami penyusutan.