[Inggris] Inggris dan Arab Saudi Bekerjasama Mendirikan Pusat Arbitrase
Sebagai langkah permulaan terkait suatu sidang tertutup dan rahasia di London yang akan memeriksa perkara perselisihan perdagangan senilai ratusan juta poundsterling dengan Arab Saudi sebagai pihaknya, akan digelar pada minggu ini.Kamar dagang Inggris-Arab memberikan konfirmasi mengenai telah ditandatanganinya nota kesepahaman selama konferensi yang dihadiri oleh Muhammad bin Abdul- Kareem Al-Isa, sebagai menteri Hukum Kerajaan Arab Saudi dan Lord Mc Nally, sebagai menteri hukum Inggris.
Pusat Arbitrase Arab Saudi – Inggris akan “mempromosikan penyelesaian sengketa perdagangan melalui arbitrase sebagai suatu cara yang efektif dalam proses litigasi”, demikian selarik kalimat yang terdapat pada publikasi di kamar dagang tentang konferensi hukum yang dilaksanakan pada (12/12/2013), sebagaimana dilansir oleh financial times.
Nota kesepahaman juga ditandatangani oleh kamar dagang Inggris dan kamar dagang Arab Saudi, sebagai pihak yang memimpin proses negosiasi. Omnia Strategy, firma hukum yang dimiliki oleh Cherie Booth QC, istri dari mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, akan berperan penting dalam menangani penyusunan sistem pusat arbitrase, sebagaimana lazimnya yang dikenal selama ini. Omnia sendiri tidak memberikan keterangan mengenai hal ini.
Sebelumnya, pernah diberitakan juga oleh financial times, bahwa pusat arbitrase ini selama beberapa tahun terakhir sudah dilatih untuk melindungi informasi rahasia tingkat tinggi dan juga dengan perencanaan tingkat tinggi.
Jika sudah didirikan, pusat arbitrase akan memeriksa suatu perkara hukum yang memiliki nilai sengketa tinggi dan termasuk dalam kategori gugatan hukum yang sensitif di dunia. Bagi pihak Arab Saudi, pusat arbitrase berbasis di London, dimana panelnya termasuk mantan hakim Inggris, terlihat sebagai upaya jawaban kepada keprihatinan investor mengenai sistem hukum negara yang Arab Saudi yang dikenal akan kekayaan sumber minyaknya, serta juga dapat mendorong upaya penempatan investasi secara langsung.
Sementara bagi pihak Inggris, pusat arbitrasi ini akan memainkan peranan untuk memperluas dukungan yang dilakukan oleh pemerintah Inggris untuk memposisikan London sebagai tempat “pengacara di dunia”.
Bidang ini semakin meningkat secara kompetitif, khususnya di arbitrase. Qatar dan Singapura keduanya telah memiliki pusat arbitrase, dengan merekrut beberapa pensiunan hakim Inggris yang terkenal untuk menjabat di panel arbitrasenya. Kemudian memasarkan forum arbitrase itu untuk menyelesaikan sengketa dalam tingkat regional.
Arbitrase semakin menjadi metode yang populer untuk menyelesaikan sengketa antar wilayah terkait sengketa bisnis yang melibatkan institusi bisnis skala besar dan pemerintahan. Tidak seperti pengadilan biasa, proses berperkara di arbitrase berlangsung tertutup dan bersifat rahasia, membuatnya memiliki daya tarik secara khusus terhadap para pihak yang berperkara yang terlibat dalam perselisihan.